definitely.maybe

P.S: tulisan ini khusus buat para perempuan yang terkena "princess syndrome" (tercuci otaknya dengan kisah cinta dalam dongeng)


April: Oooh? What are you gonna say?
Will Hayes: I'm still working on it I don't know
April: OH! You should work it on with me you should practice with me; I'm really good at that.
[Walks over to the railing]
April: I'll be Emily.
April: I'm Emily your college sweetheart is there something you wanted to ask me?
Will Hayes: Emily...
April: Wait! You gotta get down on your knee
Will Hayes: No I'm not getting down on my knee
April: [Walks towards Will] She'll like it; she'll like seeing you down on your knee...
Will Hayes: I'm not getting down on my knee
April: [Rolls her eyes and walks back to the railing and turns around] Such a mistake! Okay
Will Hayes: Emily...
April: Yes William?
Will Hayes: Don't make me laugh! Emily Will you... um... marry me?
April: No
Will Hayes: Oh my god...
April: What do you mean, 'Will you, um, marry me?' I haven't seen you in weeks! You don't look happy or excited about the prospect of our marriage! You're asking me to give up my - my freedom, my joie de vivre for an institution that fails as often as it succeeds? And why should I marry you anyway? I mean, why do you wanna marry me? Besides some bourgeois desire to fulfil an ideal that society embeds in us from an early age to promote a consumer capitalist agenda?
Will Hayes: Oh! Oh, my God.
April: You should've got on your knee.
Will Hayes: Just shut up! Here... I wanna marry you because you're the first person I wanna look at when I wake up in the morning, and the only one I wanna kiss goodnight. Because the first time that I saw these hands, I couldn't imagine not being able to hold them. But mainly, when you love someone as much as I love you, getting married is the only thing left to do. So, will you, um, marry me?
April: Definitely. Maybe.

No... Saya ngga ngebet kawin... cuma saya suka aja kata2 will ketika ia latihan ingin melamar emily di hadapan april... pertama kali saya nonton film ini adalah berkat rekomendasi salah satu sahabat SUMA saya yang juga senior saya di D3 Jerman, Marno. film yang amat sangat layak tonton...

tapi saya ga mau bahas tentang film ini... saya ga mau bikin resensi... saya mau bermimpi... mimpi tentang bagaimana cara seseorang akan meminta saya untuk menemani hidupnya... jyaaaahhhh... dangdut abissss...

well,, well,, well,, sebagian besar hidup saya memang dihabiskan dengan bermimpi... :p

ah, toh... mimpi ga ngerugiin kemaslahatan umat kan??ga masyalah dong??!! :p
*udah freak, tetep ngotot*

aaah... jika membayangkan saat itu nanti gimana ya??mungkinkah akan terjadi??seseorang yg memiliki keberanian untuk melibatkan seorang saya ke dalam setiap aspek hidupnya... seseorang akan saya temani sisa hidupnya dengan segala terik, hujan, badai, serta pelangi dalam hidup ini...

yuk mari lanjut berkhayal mengenai ketika masa itu tiba...

akan datang...
sosok yang tak pernah lelah meyakinkan saya, sosok yang tak pernah menilai saya hanya secara permukaan, sosok yang selalu bersedia menjawab tanya dan ragu saya, sosok yang setia membimbing saya, sosok yang berhasil membuat saya nyaman dengan segala keterbatasan yang ada...

tak perlu pernak-pernik istimewa (even no matter how much i love the details),,,
cukup tangannya saja yang dengan lembut dan pasti menggenggam jemari ini...
cukup matanya saja dengan segala binar ketetapan hati...
meminta saya untuk menemaninya di sisa perjalanan hidup ini....
...................................................................................................................................................................

definitely.maybe

Moga Bunda Disayang Allah…*

Tak terasa, genap sudah seperempat abad waktuku mengecap bumi…
Hampir tak pernah terpikir akan menjadikanmu sahabat ketika almarhum ayah masih berada di antara kita… aku memang anak ayah, karena dengan segala yang ada pada dirinya dapat selalu kuandalkan dan jelas kubanggakan…

Lalu, ayah pun tiada… hanya aku dan dirimu yang tersisa… 2 manusia dengan karakter hampir serupa, keras kepala…

Waktu demi waktu terus berlalu,, rasanya kadang sulit sekali aku bersahabat dengan hidup…
Sedangkan Ibu? Entah… aku tak tahu… Terkadang aku merasa ibu justru melumatku bersama sang hidup…

“Dunia di luar sana jauh lebih kejam! Kalo kamu lembek, kamu Cuma akan terinjak!” itu doktrin ibu…

Sulit rasanya bersahabat dengan hidup…
Sulit rasanya bersahabat dengan ibu…

Kadang entah darimana ibu terlalu percaya pada kemampuanku, jauh diluar kemampuanku…

“Cuma orang mati yang ngga bias apa-apa!” doktrinmu yang lain…

Rasanya berat bu… berkali-kali aku menjelaskan kepada ibu segala perhitungan dan pertimbanganku akan banyak hal… Namun di sana letak perbedaan ibu dan aku… aku selalu berhenti dan bergumul dengan segala pemikiran rumitku hingga tak terasa aku hanya berjalan di tempat… Ibu??? Ibu selalu berjalan, tak peduli apa yang terjadi…

“Hidup itu untuk dijalanin! bukan untuk dipikirin!kalo kebanyakan mikir kapan jalanin hidupnya?!”

Hmpfh… kadang aku tak habis piker dengan segala cara ibu…
Ibu begitu mengalir…

Hidup kami tak dapat dibilang berjalan mulus… bayangkan saja, hidup seorang orang tua tunggal bersama anaknya, tentu kami bergantung satu sama lain… Ibu menggantung cita dan harapnya dalam segala daya dan upaya kerja kerasnya untukku… aku??? Aku jelas selalu bergantung pada ibu… bergantung layaknya seorang anak kecil… bergantung dan mengharapkan hal-hal kecil yang mungkin diinginkan anak gadis pada umumnya… aku ingin menjadi gadis cantik… dan dengan dangkalnya dulu aku beranggapan bahwa untuk mendapatkan nilai cantik aku perlu mendapatkan fasilitas yang cukup, baik untuk menunjang penampilan maupun untuk merawat diri dari ujung rambut sampai ujung kaki…

Tapi ibu tak pernah setuju akan hal itu… Bagi ibu, cantik itu masalah hati dan pemikiran…
Aku tak mengerti bagaimana rupa hati yang cantik…
Aku tak tahu seperti apa pikiran yang menawan…

Dan waktu pun kembali berlalu…

Betapapun kuatnya aku menyanggah kemiripan karakter aku dan ibu, waktu tetap membuktikan bahwa aku memang serupa dengan ibu… dengan segala kekurangan dan kelebihan masing-masing dari kami… Entah kekurangan siapa yang lebih unggul…:)

Lalu, aku pun sampai di titik ini…

Sejenak aku menoleh pada kisah-kisah yang berlalu di belakangku…
Banyak amarah, dan tangis, tak dapat dipungkiri mungkin juga ada benci di sana…
Banyak tawa dan selalu ada cinta…
Dan aku sadar betapa Allah sayang pada ibu… Seperti yang selalu ibu katakan padaku:

“Allah sayang sama kita, apa yang kita butuh pasti ada”

Aku hanya diam dan melihat sekelilingku, ibu benar… Betapa pun sulitnya keadaan kami, namun kami selalu ada rezeki-rezeki kecil tak terduga yang membuat hidup kami terasa cukup…

Aku pun merenung, menatap kisah ibu…

Ibu selalu bahagia dengan apa yang ia miliki… ibu selalu senang berbagi bahagianya… ibu selalu yakin bahwa Allah ada di tiap kesulitan kami…

Akhirnya aku sampai pada rasa dingin yang menusuk dalam hatiku…
Sering ibu bilang aku ketus, padahal tak jarang ibu juga melukaiku dengan ucapannya…
Rasa dingin pun makin menusuk…

Lala malu bu… lala malu karena lala merasa sakit karena ucapan-ucapan ibu…

Berapa sakit yang ibu rasa ketika lala lahir?

Berapa sakit yang ibu rasa setiap lala ngebantah ibu?

Berapa sakit yang ibu rasa ketika pontang-panting ngebiayain lala sampai tumbuh besar seperti ini?

Berapa sakit yang ibu rasa ketika ibu harus sakit dan operasi sendirian tanpa lala ada di deket ibu?

Berapa sakit yang ibu rasa setiap ibu selalu sepi sendirian?

Berapa sakit yang ibu rasa setiap melihat lala jatuh?



Sekarang lala tahu bu apa arti cantik…

Cantik itu ibu dengan wajah penuh syukur…

Cantik itu ibu yang selalu yakin dan ngga pernah nyerah sama keadaan…

Cantik itu ibu yang ga pernah bosan berbagi…



Lala mau cantik seperti ibu…

25 tahun aku mengecap bumi, mengharap agar ridho Allah senantiasa hadir dengan mengabdi pada ibu…
Semoga Ibu selalu disayang Allah… (amin)


Note: Dedicated to all the Mom in the world...

*) judul di atas serupa dengan sebuah judul buku karya tere liye yang sampai sekarang belum pernah saya baca (punya/beli bukunya juga ngga, hehehe)