target this...target that...ingin ini-itu banyak sekali...

more things happen...more experiences...mo re things to learn..more things to fix...

itu salah satu kutipan dari "inc d' piko" yang menyemangati (ge-er banget sapa juga yang ngasih semangat :p) memacu saya untuk mulai membuat target-target nyata... well, selama ini saya hanya bisa membuat target2 klise tentang rancangan hidup ke depan dan kebanyakan ga jauh dari perbaikan diri atau yang intinya lebih bersifat pribadi... hm,,dalam pemikiran saya yang kadang tidak masuk akal ini, semua berasal dari dalam keluar... dari inside/ input pada diri kita..


mungkin terdengar sangat klise dan sedikit bullshit, namun apa mau dikata? menurut saya toh, ga mungkin juga kan tiba2 kita mendapat sesuatu tanpa ada "added value" dari potensi yang kita miliki?? atau dengan segala ke-sotoy-an saya menerjemahkan kata "indah pada waktunya" itu dengan arti kalau memang pada saatnya Tuhan memandang kita sudah cukup pantas mendapatkan sesuatu pasti Dia akan memberikannya... toh, Allah MahaAdil akan memberikan apa yang kita ingin, entah itu secara langsung, menundanya, atau menggantikannya dengan yang lebih baik... kalo pada saat itu potensi kita sudah memadai untuk mendapat apa yang kita minta pasti Dia langsung kasih nikmatNya kok... kalo potensi kita masih kurang? yah, usaha dulu, nanti baru dikasih... kalo ternyata pas usaha Allah melihat potensi yang lain yang sekiranya lebih baik untuk kita? yah, pasti bakal dikasih yang lebih baik... *tuh kaaan, jadi ngalor ngidul lagi*


ok... tadi mau ngomongin target yah?? hm... saya kan udah 25, udah tua, udah ga muda lagi... the clock is ticking... saya harus mengejar ketertinggalan saya di berbagai hal... kalau mengintip di resolusi tahun 2009 yang saya buat, rasanya kurang lebih hampir 70% dalam proses pencapaian... yang paling susah itu ngurangin berantem sama ibu... tapi sisanya on progress:
  •  resolusi nomer 1, 2, 3, 6, 7 n 8 masih terus berjalan sampai saat ini: masak mau ga mau terasah dari resep2 yang dicomot dari internet plus diadaptasi dengan tingkat kemampuan finansial anak kos; ngaji masih belajar melancarkan (bantulah aku dengan hidayahMu ya Allah.. amin.. :D); bahasa inggris secara grammar masih kacau, conversation sih semoga aja udah ngga parah, mengingat kepake tiap hari; hidup sehat?? hm, stidaknya pola makan n tidur udah lebih terarah sih, ditambah lagi dengan mulai menggiatkan diri berolahraga (i lost 10kg in 7months); mengurangi keluhan and loving my self?? (resolusi nomer 6 & 8) masih setengah2 nih, masih belajar tutup kuping dengerin ocehan negatif dan menyugesti diri dengan afirmasi positif (well, at least, sometimes piko encourage me to do so)
  • resolusi no. 4 & 5 yang emang agak susah... arguing is more like habbit for both me and my mom... stubborness is so much onto our blood... meluangkan waktu??hufft, kalo 24/7 beneran emang bullshit banget ternyata, meluangkan waktu untuk diri sendiri aja masih repot, maklum namanya juga masih belajar merangkak dalam karir... tapi setidaknya saya berusaha meluangkan waktu untuk bertemu dan berbagi, dengan keluarga terutama, saya menghabiskan hampir 1 tahun penuh untuk keluarga ibu di jakarta dan selama lebaran di keluarga ayah... yah, yang penting silaturahminya tetep terjaga lah ya? (semoga saja begitu,, amin!!)

hampir 80% berhasil (insya Allah, semoga ga bikin takabur dan menghentikan proses belajarnya... amin)


nah, mengingat masalah "the time is ticking" itu tadi, maka saya harus lebih punya persiapan yang konkrit!!apa yah kira2??hm... berarti kira2 rencana jangka panjang dulu aja kali ya??


  1. dalam waktu dua tahun dari sekarang harus punya tabungan untuk DP rumah/ mobil (tentatif yang mana, pokonya harus salah satu terpenuhi)
  2. s2 manajemen pendidikan or psikologi pendidikan or perpustakaan? pokonya saya maunya tetep berkecimpung di perpus sekolah dan tetep bersama anak2!! (yang ini tentatif banget, liat dulu list cicilan) hehehe... maklum, saya kan anak tunggal dari ibu yang sudah tidak bekerja dengan penghasilan tak menentu dari bisnis yang sering mati suri, plus udah ga punya peninggalan apa2 lagi dari almarhum ayah...
  3. menikah dengan biaya sendiri (ini mutlak, alasannya sama hal-nya dengan s2 di atas, i'm on my own, ga bisa tiba2 minta sama orang tua, ibu udah cukup berjuang dengan membantu saya sampe lulus kuliah, it's time for her to sit back and relax... tanggung jawab ibu udah selesai, tinggal tanggung jawab dan kewajiban saya sebagai anak yang ngga pernah akan cukup untuk membalas semua itu) oiya, omong2 target menikah saya 2 tahun lagi juga loh!!ga tau deh sama siapa... tapi kalo rencananya mulus n Allah meridhoi insya Allah rencana menikah ini beriringan dengan DP rumah... yah, semoga aja dapet calon suami yang mau patungan biaya nikah dan biaya DP rumah ini... toh, buat kemudahan kelangsungan hidup kami berdua kelak juga kan?? (ceileee.. gaya banget deh bahasan saya ini) cari cowo yang bener n mau sama saya aja susyeee... wkwkwkwk *ketawa miris*
  4. membawa ibu umroh dan kalo bisa sih sekalian menghajikan... mungkin dalam waktu 5 atau 6 tahun lagi dari sekarang? duh,kesannya egois skali ya? 3 target sebelumnya terfokus buat diri sendiri gitu.. tapi pemikiran saya sih, insya Allah kalau keadaan kami udah stabil dan membaik plus punya arah kehidupan yang lebih jelas baru deh bisa fokus ke sana.. abis ga mungkin juga kan ngotot haji or umroh sedangkan kami belum masuk kategori mampu?? take it easy, La... insya Allah semua pasti ada jalannya.. amiiin...

target jangka pendek untuk kelangsungan jangka panjang di atas??hm...yang paling nyata yah ga jauh dari menabung dan mencoba untuk mengatur pemasukan dan pengeluaran dengan lebih baik lagi... kalo bahasa sok canggihnya mungkin optimalisasi manajemen keuangan dan manajemen waktu... *jyaaahhh* remember the time is ticking!!! *duduk bengong, mikir di pojokkan* hmmm,, mungkin harus lebih keras lagi mendisiplinkan diri masalah prioritas... udah ga boleh lagi beli sesuatu karena sekedar ingin, tapi harus memastikan kalo bener2 butuh, dan itu juga harus dipikirkan juga fungsi nilai kegunaannya... nanti kalo ciky (celengan imut pinky, nama yang saya berikan untuk celengan saya,- red) udah penuh dan berat, mau saya investasikan dengan menabung emas atau dinar ah... tabungan pendidikan, harus tetep berjalan dan kalo bisa sih nambahin nominalnya plus... DPLK harus mulai tahun depan, januari 2011!! mari hidup bersahaja demi masa depan yang lebih baik!!!


ok!!cukup itu dulu target saya yang super muluk dan ga tau diri ini... ahaha... semoga semua rencana ini akan Engkau ridhoi, Ya Allah... amiin!!!allahuma amiiiin... :D

4 Tipe Manusia Hadapi Tekanan Hidup (copas)

pertama tau link ini dari blog-nya mba anne... pas baca2 wah, sangat bagus sekali...
kira2 saya masuk tipe yg mana yah?? kayanya sih lempeng besi... hehe :p

diambil dengan tidak permisi dari sini :, tanpa mengurangi rasa hormat :)
___________________

Posted by safruddin in Artikel Motivasi.


“Semua kesulitan sesungguhnya merupakan kesempatan bagi jiwa kita untuk tumbuh” (John Gray)
Hidup memang tidak lepas dari berbagai tekanan. Lebih-lebih, hidup di alam modern ini yang menyuguhkan beragam risiko. Sampai seorang sosiolog Ulrich Beck menamai jaman kontemporer ini dengan masyarakat risiko (risk society). Alam modern menyuguhkan perubahan cepat dan tak jarang mengagetkan.

Nah, tekanan itu sesungguhnya membentuk watak, karakter, dan sekaligus menentukan bagaimana orang bereaksi di kemudian hari. Pembaca, pada kesempatan ini, saya akan memaparkan empat tipe orang dalam menghadapi berbagai tekanan tersebut. Mari kita bahas satu demi satu tipe manusia dalam menghadapi tekanan hidup ini.

Tipe pertama, tipe kayu rapuh. Sedikit tekanan saja membuat manusia ini patah arang. Orang macam ini kesehariannya kelihatan bagus. Tapi, rapuh sekali di dalam hatinya. Orang ini gampang sekali mengeluh pada saat kesulitan terjadi. Sedikit kesulitan menjumpainya, orang ini langsung mengeluh, merasa tak berdaya, menangis, minta dikasihani atau minta bantuan. Orang ini perlu berlatih berpikiran positif dan berani menghadapi kenyataan hidup.

Majalah Time pernah menyajikan topik generasi kepompong (cacoon generation). Time mengambil contoh di Jepang, di mana banyak orang menjadi sangat lembek karena tidak terbiasa menghadapi kesulitan. Menghadapi orang macam ini, kadang kita harus lebih berani tega. Sesekali mereka perlu belajar dilatih menghadapi kesulitan. Posisikan kita sebagai pendamping mereka.

Tipe kedua, tipe lempeng besi. Orang tipe ini biasanya mampu bertahan dalam tekanan pada awalnya. Namun seperti layaknya besi, ketika situasi menekan itu semakin besar dan kompleks, ia mulai bengkok dan tidak stabil. Demikian juga orang-orang tipe ini. Mereka mampu menghadapi tekanan, tetapi tidak dalam kondisi berlarut-larut.

Tambahan tekanan sedikit saja, membuat mereka menyerah dan putus asa. Untungnya, orang tipe ini masih mau mencoba bertahan sebelum akhirnya menyerah. Tipe lempeng besi memang masih belum terlatih. Tapi, kalau mau berusaha, orang ini akan mampu membangun kesuksesan dalam hidupnya.

Tipe ketiga, tipe kapas. Tipe ini cukup lentur dalam menghadapi tekanan. Saat tekanan tiba, orang mampu bersikap fleksibel. Cobalah Anda menekan sebongkah kapas. Ia akan mengikuti tekanan yang terjadi. Ia mampu menyesuaikan saat terjadi tekanan. Tapi, setelah berlalu, dengan cepat ia bisa kembali ke keadaan semula. Ia bisa segera melupakan masa lalu dan mulai kembali ke titik awal untuk memulai lagi.

Tipe keempat, tipe manusia bola pingpong. Inilah tipe yang ideal dan terhebat. Jangan sekali-kali menyuguhkan tekanan pada orang-orang ini karena tekanan justru akan membuat mereka bekerja lebih giat, lebih termotivasi, dan lebih kreatif. Coba perhatikan bola pingpong. Saat ditekan, justru ia memantuk ke atas dengan lebih dahsyat. Saya teringat kisah hidup motivator dunia Anthony Robbins dalam salah satu biografinya.

Untuk memotivasi dirinya, ia sengaja membeli suatu bangunan mewah, sementara uangnya tidak memadai. Tapi, justru tekanan keuangan inilah yang membuat dirinya semakin kreatif dan tertantang mencapai tingkat finansial yang diharapkannya. Hal ini pernah terjadi dengan seorang kepala regional sales yang performance-nya bagus sekali.


Tetapi, hasilnya ini membuat atasannya tidak suka. Akibatnya, justru dengan sengaja atasannya yang kurang suka kepadanya memindahkannya ke daerah yang lebih parah kondisinya. Tetapi, bukannya mengeluh seperti rekan sebelumnya di daerah tersebut. Malahan, ia berusaha membangun netwok, mengubah cara kerja, dan membereskan organisasi. Di tahun kedua di daerah tersebut, justru tempatnya berhasil masuk dalam daerah tiga top sales.

Contoh lain adalah novelis dunia Fyodor Mikhailovich Dostoevsky. Pada musim dingin, ia meringkuk di dalam penjara dengan deraan angin dingin, lantai penuh kotoran seinci tebalnya, dan kerja paksa tiap hari. Ia mirip ikan herring dalam kaleng. Namun, Siberia yang beku tidak berhasil membungkam kreativitasnya.

Dari sanalah ia melahirkan karya-karya tulis besar, seperti The Double dan Notes of The Dead. Ia menjadi sastrawan dunia. Hal ini juga dialami Ho Chi Minh. Orang Vietnam yang biasa dipanggil Paman Ho ini harus meringkuk dalam penjara. Tapi, penjara tidaklah membuat dirinya patah arang. Ia berjuang dengan puisi-puisi yang ia tulis. A Comrade Paper Blanket menjadi buah karya kondangnya.

Nah, itu hanya contoh kecil. Yang penting sekarang adalah Anda. Ketika Anda menghadapi kesulitan, seperti apakah diri Anda? Bagaimana reaksi Anda? Tidak menjadi persoalan di mana Anda saat ini. Tetapi, yang penting bergeraklah dari level tipe kayu rapuh ke tipe selanjutnya. Hingga akhirnya, bangun mental Anda hingga ke level bola pingpong. Saat itulah, kesulitan dan tantangan tidak lagi menjadi suatu yang mencemaskan untuk Anda. Sekuat itukah mental Anda?

Note :
Banyak pelajaran bijak yang membuat kita bertumbuh kearah yang lebih baik.

i'm not giving up... but i surrender...


entah kenapa gara2 si doby (my very old laptop) harus diinstal ulang lagi karna kecerobohan saya, lantas saya jadi amat sangat melankolis sekali... rasanya kesel banget sama diri sendiri...
saya kan udah berniat pengen nyoba lebih mandiri, tp kok ya tetep aja sering nyusahin orang... (minta install dll-nya minta tolong soale dari kmaren)

huft... mungkin meminta pertolongan sesungguhnya hal yg lumrah bagi manusia...  tapi bagi saya, selama bisa diusahakan untuk dikerjakan sendiri alangkah baiknya tidak merepotkan orang lain... yah, mungkin bullshit kali yah?? toh, setiap manusia punya keunikan tersendiri, pasti punya kelebihan dan keahlian yang berbeda... so??? hmm... mungkin masalahnya di egoisme dan self-centered saya sebagai anak tunggal aja kali yah??

saya merasa, sebagai anak tunggal semestinya saya bisa lebih mengandalkan diri saya sendiri... semestinya saya punya banyak kebisaan yang dipaksakan karna memang dituntut oleh keadaan... see?? lagi-lagi masalah "pride" sebagai anak tunggal... is that a shallow things?? :(

ga dapat dipungkiri kalo banyak stereotype tentang si anak tunggal...  you named it!! mayoritas mungkin bilang kalo anak tunggal itu super egois dan manja... apakah saya termasuk di dalamnya??

yah, namanya manusia bullshit banget kalo ga punya rasa ego... mungkin cuma humanitarian macam Bunda Teresa dan Dalai Lama aja yang bisa dengan hebat mengendalikan ego mereka... Kuncinya di pengendalian diri!! *macam ceramah ustadz beken* hehe :p
tapi saya ngga segitu ego-nya kok... bukannya sok baik, tapi lagi-lagi ini semua karena keadaan... saya terlalu sering hidup menumpang, jadi saya terbiasa dituntut untuk menyesuaikan diri sama keadaan sekitar... saking seringnya terpojok dalam keadaan seperti ini, kadang bikin diri saya sendiri bingung siapa saya sebenarnya... entah fleksibel atau easy going... entah palsu atau munafik... ahaha... tapi poinnya sih saya berusaha membuat nyaman keadaan saya sendiri, semacam perlindungan diri ala bunglon... kalo saya  emang sangat ga nyaman pasti saya akan ngeloyor pergi, menarik diri, dan memilih menjadi solitaire... :D

ahhh... jadi kemana-mana gini... yah, namanya juga blog curhatan sampah... jadi yah, gitu deh... banyak ngga jelasnya... hehe...

But, I love my life for sure!!!Ga henti-hentinya Allah ngasih pelajaran ekstra buat saya yang extra ringkih ini... i love the way He guide me... He always knows the right time to push me hard and to lift me up... That's why i surrender to Him...

seperti kata arai (laskar pelangi, by andrea hirata) "bermimpilah, maka Tuhan akan memeluk mimpimu"... saya tidak pernah lelah bermimpi, meski kadang kenyataan tak pernah seindah mimpi namun saya bersyukur sekali masih dapat bermimpi, berimajinasi, dan berkhayal... dengan segala ke"lebay"an yang saya miliki dalam tiap mimpi, imaji, dan khayal itu saya merasa bahwa Allah masih menyisipkan setitik harapan dalam hati saya... Allah masih memeluk saya agar setidaknya memiliki suatu energi positif... Allah masih memeluk saya untuk merasakan sesuatu yang indah, meski hanya terasa di dalam hati dan alam imaji... Namun rasa hangat dalam hati itulah yang membuat saya terus bertahan...

ini intinya apa ya?? well, intinya saya tidak menyerah, namun saya serahkan segalanya kepadaNya... sejauh ini saya sudah (dan masih berusaha) memperbaiki diri saya untuk menjadi "perempuan baik" entah dalam arti kata apa pun dan dalam persepsi siapa pun... mungkin saya akan menjadi bertambah terasa palsu?? ah... terserah orang bilang apa... *mencoba menyuntikkan kepercayaan pada diri sendiri dan belajar mengabaikan pikiran negatif manusia lain*

saya hanya berusaha untuk membuat diri saya cukup berarti untuk diri saya hingga (mungkin) kelak saya akan bahagia... dengan atau tanpa siapa pun (mengingat saya benar2 hanya bertumpu pada kedua kaki saya karena saya ga punya siblings dan orang tua saya hanya satu) yang pasti saya yakin bahwa Allah akan senantiasa menuntun langkah saya dan memeluk tiap mimpi saya... toh, pada dasarnya semua manusia akan berakhir dalam kesendirian... hanya amalannya saja yang akan menemani... *jyaaah... entah kesambet apa saya jadi serius begini* :p

errr... sebenernya kenapa ngomong kaya gini ialah karena obrolan ringan bersama seorang teman... dari situ entah mengapa saya mendapat kesimpulan (untuk diri saya sendiri) bahwa saya bukan termasuk "perempuan baik" yang dapat dijadikan pilihan "lelaki baik"... sedih menyadari hal itu... terdengar klise tapi memang jadi kenyataan pahit yang kadang terasa ga adil... tapi toh, saya masih terus dalam tahap usaha dan belajar, dan saya yakin Allah tahu dan mengerti usaha saya... mungkin Dia hanya ingin membuktikan kesungguhan saya yang sering khilaf dan lalai ini...


saya pernah membahas mengenai perihal bibit, bobot, dan bebet saya kepada seseorang... saya tidak pernah menutupi keburukan saya... saya tidak malu mengakui bodoh dan khilaf saya... saya ingin ketika ada seseorang yang siap bersama saya, maka ia dapat menerima saya sebagai satu keutuhan baik dan buruk, bahkan seberapa buruknya saya... hm... mengutip kata mantan saya yang terakhir "if i could take u at ur worst, than i simply would love ur best"... 

hmm, saya pun ga tau, dan ga mau tau tentang hal ini di dalam segala kegamangan saya... yang saya tahu, dan saya peduli, saya ga pernah lepas belajar dan berusaha untuk menjadi saya yg lebih baik... cukup saya dan Tuhan yang tahu kualitas baik dan buruk saya... saya masih mengeluarkan upaya yang didukung dengan cambukkan semangat dari ibu (yang ga pernah bosennya ngingetin si pemalas untuk sholat dan rajin beberes rumah) dan tentunya juga dari orang -orang yang sayang pada saya... saya masih terus berharap dan berdoa yang tentunya masih tak lepas dari dukungan doa ibu untuk senantiasa menambah nilai baik diri saya... maka, jika jalan saya memang harus tetap bersama ibu,, she deserved it!! her happiness were also mine, and hopefully my happiness would also becoming her happiness...

bismillahi tawwakaltu... kuserahkan jalan hidupku padaMu...

not sure

i think i've been too much...
i've got sicked of myself...

saya merasa,
saya terlalu menantimu secara berlebihan...
saya merasa,
jarak saya denganmu mungkin akan membuat kamu muak dan tak nyaman...
saya merasa,
kamu tidak menginginkan saya sebagaimana saya menginginkanmu...

saya merasa bodoh,
terus saja membebani kamu dengan warna-warna saya yang tak jelas...
warna kelabu yang mungkin menambah kelam harimu...
warna mencolok yang mungkin terlalu kontras dengan cerahmu...

tapi kamu terus saja berpijar dalam hati saya,
bahkan bayanganmu masih menari-nari dalam benak saya...
kamu,, sang istimewa dalam segala kesederhanaanmu...
take care prince,
saya tetap berdiri di dalam menara ini sampai kamu lelah mendaki...

definitely.maybe

P.S: tulisan ini khusus buat para perempuan yang terkena "princess syndrome" (tercuci otaknya dengan kisah cinta dalam dongeng)


April: Oooh? What are you gonna say?
Will Hayes: I'm still working on it I don't know
April: OH! You should work it on with me you should practice with me; I'm really good at that.
[Walks over to the railing]
April: I'll be Emily.
April: I'm Emily your college sweetheart is there something you wanted to ask me?
Will Hayes: Emily...
April: Wait! You gotta get down on your knee
Will Hayes: No I'm not getting down on my knee
April: [Walks towards Will] She'll like it; she'll like seeing you down on your knee...
Will Hayes: I'm not getting down on my knee
April: [Rolls her eyes and walks back to the railing and turns around] Such a mistake! Okay
Will Hayes: Emily...
April: Yes William?
Will Hayes: Don't make me laugh! Emily Will you... um... marry me?
April: No
Will Hayes: Oh my god...
April: What do you mean, 'Will you, um, marry me?' I haven't seen you in weeks! You don't look happy or excited about the prospect of our marriage! You're asking me to give up my - my freedom, my joie de vivre for an institution that fails as often as it succeeds? And why should I marry you anyway? I mean, why do you wanna marry me? Besides some bourgeois desire to fulfil an ideal that society embeds in us from an early age to promote a consumer capitalist agenda?
Will Hayes: Oh! Oh, my God.
April: You should've got on your knee.
Will Hayes: Just shut up! Here... I wanna marry you because you're the first person I wanna look at when I wake up in the morning, and the only one I wanna kiss goodnight. Because the first time that I saw these hands, I couldn't imagine not being able to hold them. But mainly, when you love someone as much as I love you, getting married is the only thing left to do. So, will you, um, marry me?
April: Definitely. Maybe.

No... Saya ngga ngebet kawin... cuma saya suka aja kata2 will ketika ia latihan ingin melamar emily di hadapan april... pertama kali saya nonton film ini adalah berkat rekomendasi salah satu sahabat SUMA saya yang juga senior saya di D3 Jerman, Marno. film yang amat sangat layak tonton...

tapi saya ga mau bahas tentang film ini... saya ga mau bikin resensi... saya mau bermimpi... mimpi tentang bagaimana cara seseorang akan meminta saya untuk menemani hidupnya... jyaaaahhhh... dangdut abissss...

well,, well,, well,, sebagian besar hidup saya memang dihabiskan dengan bermimpi... :p

ah, toh... mimpi ga ngerugiin kemaslahatan umat kan??ga masyalah dong??!! :p
*udah freak, tetep ngotot*

aaah... jika membayangkan saat itu nanti gimana ya??mungkinkah akan terjadi??seseorang yg memiliki keberanian untuk melibatkan seorang saya ke dalam setiap aspek hidupnya... seseorang akan saya temani sisa hidupnya dengan segala terik, hujan, badai, serta pelangi dalam hidup ini...

yuk mari lanjut berkhayal mengenai ketika masa itu tiba...

akan datang...
sosok yang tak pernah lelah meyakinkan saya, sosok yang tak pernah menilai saya hanya secara permukaan, sosok yang selalu bersedia menjawab tanya dan ragu saya, sosok yang setia membimbing saya, sosok yang berhasil membuat saya nyaman dengan segala keterbatasan yang ada...

tak perlu pernak-pernik istimewa (even no matter how much i love the details),,,
cukup tangannya saja yang dengan lembut dan pasti menggenggam jemari ini...
cukup matanya saja dengan segala binar ketetapan hati...
meminta saya untuk menemaninya di sisa perjalanan hidup ini....
...................................................................................................................................................................

definitely.maybe

Moga Bunda Disayang Allah…*

Tak terasa, genap sudah seperempat abad waktuku mengecap bumi…
Hampir tak pernah terpikir akan menjadikanmu sahabat ketika almarhum ayah masih berada di antara kita… aku memang anak ayah, karena dengan segala yang ada pada dirinya dapat selalu kuandalkan dan jelas kubanggakan…

Lalu, ayah pun tiada… hanya aku dan dirimu yang tersisa… 2 manusia dengan karakter hampir serupa, keras kepala…

Waktu demi waktu terus berlalu,, rasanya kadang sulit sekali aku bersahabat dengan hidup…
Sedangkan Ibu? Entah… aku tak tahu… Terkadang aku merasa ibu justru melumatku bersama sang hidup…

“Dunia di luar sana jauh lebih kejam! Kalo kamu lembek, kamu Cuma akan terinjak!” itu doktrin ibu…

Sulit rasanya bersahabat dengan hidup…
Sulit rasanya bersahabat dengan ibu…

Kadang entah darimana ibu terlalu percaya pada kemampuanku, jauh diluar kemampuanku…

“Cuma orang mati yang ngga bias apa-apa!” doktrinmu yang lain…

Rasanya berat bu… berkali-kali aku menjelaskan kepada ibu segala perhitungan dan pertimbanganku akan banyak hal… Namun di sana letak perbedaan ibu dan aku… aku selalu berhenti dan bergumul dengan segala pemikiran rumitku hingga tak terasa aku hanya berjalan di tempat… Ibu??? Ibu selalu berjalan, tak peduli apa yang terjadi…

“Hidup itu untuk dijalanin! bukan untuk dipikirin!kalo kebanyakan mikir kapan jalanin hidupnya?!”

Hmpfh… kadang aku tak habis piker dengan segala cara ibu…
Ibu begitu mengalir…

Hidup kami tak dapat dibilang berjalan mulus… bayangkan saja, hidup seorang orang tua tunggal bersama anaknya, tentu kami bergantung satu sama lain… Ibu menggantung cita dan harapnya dalam segala daya dan upaya kerja kerasnya untukku… aku??? Aku jelas selalu bergantung pada ibu… bergantung layaknya seorang anak kecil… bergantung dan mengharapkan hal-hal kecil yang mungkin diinginkan anak gadis pada umumnya… aku ingin menjadi gadis cantik… dan dengan dangkalnya dulu aku beranggapan bahwa untuk mendapatkan nilai cantik aku perlu mendapatkan fasilitas yang cukup, baik untuk menunjang penampilan maupun untuk merawat diri dari ujung rambut sampai ujung kaki…

Tapi ibu tak pernah setuju akan hal itu… Bagi ibu, cantik itu masalah hati dan pemikiran…
Aku tak mengerti bagaimana rupa hati yang cantik…
Aku tak tahu seperti apa pikiran yang menawan…

Dan waktu pun kembali berlalu…

Betapapun kuatnya aku menyanggah kemiripan karakter aku dan ibu, waktu tetap membuktikan bahwa aku memang serupa dengan ibu… dengan segala kekurangan dan kelebihan masing-masing dari kami… Entah kekurangan siapa yang lebih unggul…:)

Lalu, aku pun sampai di titik ini…

Sejenak aku menoleh pada kisah-kisah yang berlalu di belakangku…
Banyak amarah, dan tangis, tak dapat dipungkiri mungkin juga ada benci di sana…
Banyak tawa dan selalu ada cinta…
Dan aku sadar betapa Allah sayang pada ibu… Seperti yang selalu ibu katakan padaku:

“Allah sayang sama kita, apa yang kita butuh pasti ada”

Aku hanya diam dan melihat sekelilingku, ibu benar… Betapa pun sulitnya keadaan kami, namun kami selalu ada rezeki-rezeki kecil tak terduga yang membuat hidup kami terasa cukup…

Aku pun merenung, menatap kisah ibu…

Ibu selalu bahagia dengan apa yang ia miliki… ibu selalu senang berbagi bahagianya… ibu selalu yakin bahwa Allah ada di tiap kesulitan kami…

Akhirnya aku sampai pada rasa dingin yang menusuk dalam hatiku…
Sering ibu bilang aku ketus, padahal tak jarang ibu juga melukaiku dengan ucapannya…
Rasa dingin pun makin menusuk…

Lala malu bu… lala malu karena lala merasa sakit karena ucapan-ucapan ibu…

Berapa sakit yang ibu rasa ketika lala lahir?

Berapa sakit yang ibu rasa setiap lala ngebantah ibu?

Berapa sakit yang ibu rasa ketika pontang-panting ngebiayain lala sampai tumbuh besar seperti ini?

Berapa sakit yang ibu rasa ketika ibu harus sakit dan operasi sendirian tanpa lala ada di deket ibu?

Berapa sakit yang ibu rasa setiap ibu selalu sepi sendirian?

Berapa sakit yang ibu rasa setiap melihat lala jatuh?



Sekarang lala tahu bu apa arti cantik…

Cantik itu ibu dengan wajah penuh syukur…

Cantik itu ibu yang selalu yakin dan ngga pernah nyerah sama keadaan…

Cantik itu ibu yang ga pernah bosan berbagi…



Lala mau cantik seperti ibu…

25 tahun aku mengecap bumi, mengharap agar ridho Allah senantiasa hadir dengan mengabdi pada ibu…
Semoga Ibu selalu disayang Allah… (amin)


Note: Dedicated to all the Mom in the world...

*) judul di atas serupa dengan sebuah judul buku karya tere liye yang sampai sekarang belum pernah saya baca (punya/beli bukunya juga ngga, hehehe)

Ambisi dan Materi

belakangan ini orang-orang di sekitar saya beberapa kali membahas tentang masalah "materi" dalam hidup...

saya sendiri, tidak dapat memungkiri bahwa kadang saya juga merasa apa yang saya miliki kurang cukup...

tapi sampai saat ini, saya terus memaksa diri saya untuk berfikir makna/nilai "cukup" itu sendiri bagi saya... mengenai apa yang saya inginkan, apa yang saya butuhkankan, dan sebatas apa kemampuan saya...

saya sempat beberapa kali disentil mengenai pekerjaan saya sebagai seorang pustakawan, tidak sedikit yang mencemooh mengenai definisi/ deskripsi kerjaan saya secara pasti, atau bahkan lebih jauhnya lagi banyak orang beranggapan bahwa menjadi pustakawan merupakan sesuatu yg mudah, dapat dikerjakan oleh siapa pun (orang dengan latar belakang kerja apa pun) dan parahnya pada akhirnya mereka menganggap kerjaan kecil ini hanya pantas mendapatkan imbalan upah yang kecil pula...

jujur, terkadang saya marah, namun ada kalanya saya lelah untuk membela diri dan memberikan penjelasan yang bermakna pada orang-orang yang terlanjur menilai kerjaan saya... saya tak bisa menyalahkan siapa-siapa (dan memang tak perlu menyalahkan siapa-siapa)... menurut saya memang mental orang indonesia sudah terlanjur banyak mengandung unsur prasangka buruk.. termasuk prasangka buruk saya terhadap kinerja pemerintah... hahaha... yah, tak dapat dipungkiri setiap manusia memiliki alam pikirannya sendiri yang sangat terpengaruh oleh lingkup alam, sosial, dan lainnya... lagipula saya pikir semua orang punya peranan masing2 yang tak kalah penting seberapa kecil pun posisinya... tanpa posisi2 kecil, posisi besar rasanya tak akan berarti... bukankah segala sesuatu dalam hidup ini pada dasarnya sebuah sinergi kesatuan?? *bengong sejenak, takjub sama diri sendiri bisa ngomong kaya gini* hihihihi :p

oke, cukup dulu intermezzo-nya...

sekarang berbicara mengenai ambisi dalam hidup...
selama puasa "social-networking" saya banyak berpikir tentang apa visi, misi, dan ambisi saya di masa depan nanti (i'm already 25, so i have to set my life properly)...
hmmmm... bukannya tidak punya ambisi untuk sukses dan kaya, namun materi lagi-lagi bukan yang paling utama untuk saya... materi penting!tapi tidak utama... itu menurut saya...

terdengar munafik??? sangat!!! tidak dapat dipungkiri saya adalah orang yang cukup boros... karena jauh di dalam hati saya pun saya tak dapat memungkiri akan kebutuhan2 tersier yang saya dambakan, hanya saja mungkin sayangnya saya memang belum memiliki kemampuan berlebih, maka saya mengurungkan niat2 itu...

tapi saya punya pembelaan yang lain mengenai kemunafikan di atas...
saya merasa tujuan hidup saya yang paling utama adalah untuk menjadi bahagia... lantas saya pikirkan tiap poin-poin kecil apa saja nilai utama saya untuk menjadi bahagia... dan poin utama saya adalah keluarga dan sahabat-sahabat saya... tanpa mereka kebahagiaan saya ga akan ada artinya...

terlepas dari saya belum berkeluarga, saya sadar kapasitas saya sebagai orang yang sedikit perfeksionis kadang menyebabkan saya jadi sedikit gila kerja (i mean saya sangat memperhatikan detail apa yg saya lakukan lengkap dengan kesalahan2 kecil yg slalu saya buat tak sengaja lalu menyesalinya dengan sepenuh hati)...hehehe *penyakit lebay* SO???sebagai perempuan yang sangat ingin memiliki keluarga kelak, saya tidak ingin berambisi tinggi untuk kerja diperkantoran yang "wah"... bagi saya, kerja menjadi pustakawan di sekolah sudah cukup...

alasan kenapa saya memilih merintis karir di perpustakaan sekolah??

  • waktu kerjanya jelas, saya kelak akan mendapatkan waktu yang setidaknya lebih mudah diatur dibandingkan bekerja sebagai wanita karir di kantor-kantor besar...
  • saya merasa bisa lebih banyak belajar (mengingat kedinamisan perpustakaan sekolah terkait dengan perkembangan kurikulum, maka saya menyimpulkan akan adanya siklus pembelajaran tiada henti di bidang yang saya tekuni ini) selain itu saya bisa bertemu dan belajar dari banyak peran "ibu", "guru" dan "anak" di sekolah, semoga kelak bisa bermanfaat untuk mendidik anak saya... (Amin)
  • saya merasa lingkup kerjanya jauh lebih aman dibandingkan perkantoran... karena pergaulannya banyak dengan ibu-ibu, dan karena kebanyakan abis kerja langsung pulang, jadi kesempatan untuk "office affair" insya Allah lebih sedikit... (Jujur, saya takut banget akan hal ini)
  • saya merasa nyaman tidak dituntut untuk tampil "profesional" (dalam arti kata bersolek dan bergaya secara berlebih yang harus selalu mengikuti perkembangan mode)... jadi, insya Allah keinginan saya akan sesuatu yang bersifat tersier (Ditambah dengan penyakit boros saya) jauh lebih bisa dikendalikan...

dengan alasan-alasan di atas tadi saya bunuh ambisi saya untuk cita-cita yang lebih besar: menjadi bahagia dan mencari ketenangan dalam hidup!! maka?? itu alasan yang menjadiakan materi penting buat saya, tapi bukan yang paling utama...

*cuiiih...gaya banget deh saya ngemeng beginian, kaya yang bener aja*

#pesan sponsor: siapkan kantong kresek buat muntah baca blog sotoy saya...
wkwkwk :p

terlepas dari blog lebay ini...
apa yang saya ucapkan hanya sebuah harapan dan pandangan kecil saya tentang hidup yang ingin saya tata untuk menjadi lebih baik dan tak pernah berhenti belajar...
thanks for appreciating...

suatu kisah di hari minggu...


How was your feeling when you have to meet someone very special in your life that you never met for almost 5 months???
Indescribable (for me)…

Ketika tahu dia bersedia bertemu pun sesuatu yang sangat mengejutkan bagi saya…
Yup, saya tidak berani berharap banyak… atau mungkin sama sekali tidak berani berharap…
Tapi selalu ada pengecualian untuk “birthday girl” (Yup, finally those “silver age” things yang saya sedikit takuti akhirnya datang juga!!) let’s say ini keberuntungan di hari spesial…
Sumpah ya, itu rasanya beneran aneh… campur aduk banget… dari awal tau mau ketemu rasanya kaget dan hampir ga percaya… sepanjang perjalanan saya ingin bertemua dengannya rasanya lebih aneh lagi… deg-degan, takut, pengen nangis, seneng, dan lemes…
Kebetulan siang itu sangat terik sekali, setiap angkot yang saya naiki pun selalu berjalan lambat dan tak berhentinya “ngetem” di sana-sini… Saya, sengaja memilih tempat yang kira-kira mudah untuknya… rasanya tak sampai hati dan tak berani membebaninya demi sebuah usaha bertemu dengan saya… tidak, sama sekali tidak bermaksud meremehkan daya juangnya… tapi, menurut saya, kesediaannya ingin bertemu saya saja sudah merupakan sesuatu yang sangat besar dan berarti buat saya… maka saya pantas menghargai sebuah peristiwa ini dengan sedikit berusaha…
sepanjang perjalanan saya berdoa semoga reaksi saya tidak berlebihan, semoga hari itu saya tidak berbuat sesuatu yang kira-kira tak akan berkenan di hatinya… Well, sebenarnya penjabaran di atas tentang apa yang saya lakukan dan pikirkan tentu sudah merupakan sesuatu yang berlebihan bagi orang banyak… tapi, itu lah saya.. manusia detail, sentimentil, dan melankolis (hampir bisa dikatakan ciri dari seorang perfeksionis) hehehe :D
Hari itu saya ingin tampil cantik, tapi yang bisa saya lakukan hanya sekedar tampil rapih alakadarnya… hehehe… do I try to impress him on how the way I looked?? No, definitely no… saya hanya ingin menghargai hari itu sepantasnya… it’s simply because I’m going to remember this moment, so I have to have a good memory…
By the way, i've got a present from him!! a cute necklace with my initial pendant... actually i'm not kinda girl who loves to wear the jewelry things (Saya ga pedean untuk make perhiasan, menurut saya, kayanya saya ga pantes gitu --> penyakit rendah diri akut)... but i love it!! yes i love it!! in fact, really really love it!! it was very sweet!! :)
Dulu saya sempat membelikannya kado yang tak sempat saya berikan, jadi hari itu saya membawanya… saya tidak dapat membaca apa pun dari ekspresinya ketika mendapatkan hadiah itu, namun saya harap ia menyukainya…
Singkat cerita, hari itu cukup mengalir dengan baik bagi saya, setidaknya saya tidak berbuat sesuatu yang memalukan atau menyusahkannya seperti biasa… hehehe
Well, maybe I’m too sensitive… seberapa pun kebersamaan kami hari itu saya merasa ada jarak yang ia buat… “people change, and so does heart” pepatah yg pernah gw dapet @ihatequotes –twitter…
He does change in a good way… at least itu yang saya tangkap dari potongan ceritanya… saya bahagia mendengar kisah hidup yg saya rasa sepertinya lebih baik dibandingkan ketika bersama saya (Semoga saja benar begitu adanya)… dan mungkin hatinya pun sudah berubah, mungkin saya sudah terdesak keluar dari hatinya, tapi saya bahagia pernah jadi bagian kecil di hidupnya…
Dari semua rasa campur aduk yang ada di hati saya, saya bahagia bertemu kamu…
Allah masih belum memberi kuasa untuk menghapusmu dari hati saya, mungkin itu hasil kompromi yang tak pernah lelah dari si hati kecil saya yang bersikukuh untuk mempertahankanmu dalam hati…
ahahahaha….
As usual,,, sisi melankolis-dramatis-hiperbolis saya menguasai diri!!!
*kabur sebelum kena muntah orang yang eneg baca tulisan saya* wkwkwkwk :p

you were right once again, dear...

La, ga semua yg bener harus dinyatain bener, dan yg salah harus dinyatain salah... harus liat kapan waktunya, dan gimana cara nyampeinnya...orang ga ada yg mau disalahin, apalagi d dpn umum...

sepenggal sms tanggal 15 April 2010, jam 12:13 am, dari Pikoku...
sms balasan dari sms curhatan saya yang belakangan merasa "sendiri", merasa dikecewakan, dan merasa tidak punya teman...

kenapa saya bisa ngerasa kaya gitu??belakangan saya merasakan kalo saya semakin "keras"...
hm..let me define that "keras" things first...

saya merasa makin kaku, dan strict banget sama sesuatu hal... well, saya masih bersifat open minded kok... saya hampir jarang menjudge seseorang sebelum berkonfrontasi langsung dan mendapatkan pemahaman yang logis dari orang lain... kalo orang lain bener, saya mau ngaku salah, tapi kalo dia tidak bisa memberikan pengertian (pemahaman/ pandangan) yg cukup baik pada saya (logis untuk saya), maka saya akan terus berkonfrontasi...hehehe... "ngotot"... penyakit turunan keluarga saya deh kayanya... dari kecil saya selalu ditanamkan untuk berargumen kalau memang merasa benar, tetapi harus tetap bisa menerima kalau ternyata terbukti salah... demokratis?? entah... saya tidak dapat mendefinisikan ajaran apa yang ada di keluarga saya... karna bagi sebagian orang, mungkin mendebat secara keras (adu mulut dengan bersuara lantang) jelas tidak enak didengar dan terkesan tidak sopan... but that's the way i survived on this family...

well, sesungguhnya saya malah merasa lebih nyaman menjadi seperti saat ini... terlepas dengan predikat "keras" terlampau serius atau apa saja yang bisa kau definisikan... saya merasa tidak lagi menjadi lala yang selalu mencari aman... saya merasa tidak munafik...

kadang ada sedikit rasa kehilangan menjadi lala everybody's sweetheart... (hoeeek...) :p
i mean... kehilangan rasa menjadi anak manis... doh!!
tapi, terserah lah... i couldn't expect everyone to love me (even if i do really still hope so...)
terlepas dari rasa ingin disayangi oleh orang-orang terdekat saya, saya ingin disayangi secara utuh, lengkap dengan segala kekurangan dan kelebihan saya... saya ingin disayangi secara tulus...

seperti halnya kita tidak dapat selalu mendapat yang kita inginkan,, kita pun tak dapat menjadi selalu benar (meskipun nyatanya kita memang benar)... mengingat sms pikoku malam itu, lagi-lagi saya teringat nilai yang selalu tertanam dalam hati saya bahwa "mengalah tidak selalu kalah"... saya harus belajar lagi untuk mengendalikan diri dalam berpendapat maupun berkonfrontasi dengan orang lain, untuk tidak "ngotot" atau bahkan bersikap diam dan mendengar...

hmm...jadi teringat tulisan di blog panji tentang benar itu relatif dan baik itu mutlak...
bener juga yaaa???menjadi selalu benar itu bukan hal yang paling krusial, tapi menjadi orang yang baik itu yang jauh lebih penting dan jelas membawa makna!!!

so, then i want to be good at myself!!!
bismillah...
*bukan sok relijius, tapi sengaja ga lupa menyebut asmaNya agar selalu mendapatkan ridho di setiap niat baik yang saya miliki*
semoga Allah merestui... amin!!!

thanks to pikoku for always keeping my feet back on the ground...
"you were right once again, dear..."

tALk to tHe miRRor

HoHoHo...

akhirnya dapet juga caranya nulis blog dengan akun google saya yang lain...

baru aja kemaren saya sok berasa punya banyak teman...

ternyata eh ternyata...
semua itu cuma khayalan saya saja saudara-saudara... hihihi

yah, seperti yg saya bilang sebelumnya juga, saya sih seneng aja kalo bisa jadi teman ato sahabat bagi siapa pun...
hmpfh... flashback ke omongan wisnu, bekas rekan kerja terdahulu, di dunia ini emang ga ada yang murni selain kepentingan!!


bener juga sih, ga jarang kan orang temenan karena cuma sekedar lagi butuh... dan kebutuhan itu mungkin akan terus meningkat dan merekat apabila ada kenyamanan di sana... setelah kenyamanan hilang... kepentingan udah ga ada, lalu?? yah, selesai... mungkin itu siklus yang selalu terjadi dalam keluar-masuknya seseorang dalam hidup kita...

saya jadi berpikir, seberapa pentingnya kah hidup saya bagi orang terdekat saya???

Well,kenapa mesti ributin hal yang mungkin bagi sebagian orang ga penting?? *itu emang pada dasarnya karna saya orang yang rumit, sensitive, dan sentimentil ajah…hehehe*

Tapi saya punya alasan kenapa saya menganggap hal itu penting…

Bagi saya, sebagai mahluk sosial, manusia harus punya satu manfaat untuk manusia lainnya, semua saling bersinergi, berhubungan satu sama lain… menurut saya semua hal yang diciptakanNya pasti bersifat unik, punya nilai kegunaan tersendiri…

Lantas apa ya nilai guna saya?? Apa yang nilai baik dari diri saya yang dapat berguna atau memberikan nilai manfaat bagi orang-orang terdekat saya???

Hmpfh… it’s just me and my cynical things… my arrogant thought… and my stubbornness…

Saya sadar kok, ruang lingkup hidup saya makin mengerucut… ruang pertemanan dan segala halnya makin mengecil, terbatasi oleh kepentingan dan kebutuhan hidup masing2 individu…

Bagi saya, memang hanya waktu yang akan menjawab…

siapa saja yang akan menjadi teman sejatimu, tidak akan menghakimimu hanya karena sebuah perbedaan,,, tidak akan meninggalkanmu dengan alasan nilai burukmu di satu waktu,,, tapi menilaimu sebagai satu keutuhan baik dan buruk yang ada padamu, dengan segala nilai toleransi yang ada, serta memiliki keinginan yang tak pernah lelah untuk saling menyesuaikan diri tiada henti…

saya tidak menuntut pembenaran dan persetujuan dari pemikiran saya...
it's just my simply yet complicated thought... ;p

traktir???

WhooooAAAAA...
menjelang detik-detik hari ulang tahun sepertinya ini momok yang agak menakutkan yah????
hihihi...mungkin ga buat semua orang... mungkin cuma buat sebagian orang berkantong tipis seperti saya ajh yang jadi parno ga jelas sama kata itu...hihihi

sebenernya sih, hal ini selalu menjadi dilemma...
bukan maksud hati ga ingin berbagi bahagia, bukan maksud hati untuk pelit, cuma ya gitu... miris... pasalnya masalah kategori siapa saja yang harus ditraktir...
sahabat??keluarga??my Gosh!!i've got plenty of them!! *hehe..kayanya sombong banget*
emang saya punya banyak sahabat.. cuma yah, kalo sahabat yg selalu bisa diandalkan...hmmm... nanti dulu deh... lain urusannya itu... yang pasti saya senang dan sangat bersyukur memiliki orang2 yang bisa dikategorikan sahabat saya, apapun jenis dan bentuknya itu...hihihi *nyengir*

kadang saya sedih sendiri kalo mikir hal ini... *yak, lebay stadium akut dimulai*
eh, tapi beneran... saya tuh, sebenernya pengen banget bahagiain semua orang yang dekat sama saya...
ya saudara, sahabat, atau bahkan cuma rekan kerja atau kerabat biasa... sumpah pengen banget...
saya juga berkeyakinan, kalo menyenangkan hati orang yang kita sayang, insya Allah kita pasti disayang Allah... yah, emang semua rezeki yang kita punya itu kan semua titipan Allah toh... dan alangkah senangnya apabila bisa berbagi rezeki yang kita punya dengan orang-orang yang kita sayang... well, emang sih, ada yang namanya fakir miskin dan yatim piatu, tapiiii kalo menurut saya pribadi sih prioritas pertama mungkin orang2 yg terdekat dengan kita dulu kali ya??

hmmm, ada catatan khusus sih sebenernya tentang pemikiran saya tentang mengutamakan orang terdekat... masalahnya saya besar dengan latar keluarga yang sangat beragam, ada yang susah, ada yang lumayan berkecukupan... saya sendiri kadang harus menampar diri saya sendiri untuk sadar berbagi dengan mereka,, ini sulit, karena sesungguhnya keadaan kami tidak berbeda jauh,, saya sendiri masih bersyukur jika masih bisa hidup dan memenuhi kebutuhan saya secara wajar... namun, kejadian sebulan terakhir benar-benar berbekas kepada saya...

kejadian itu mengingatkan saya kalau niat baik harus disegerakan... dan bantuan sekecil apapun mungkin akan bisa berarti di saat terakhir hidup seseorang... sebulan yang lalu kakak dari ibu saya meninggal, padahal awalnya saya berniat menjenguknya, saya berniat untuk mensyukuri nikmat usia saya yang akan genap 25 tahun nanti bersamanya... Allah pun berkehendak lain... Uwa saya meninggal dengan tenang dalam tidurnya sebelum rencana-rencana saya tercapai... padahal saya punya rencana itu karena saya pribadi merasa terlampau angkuh dan keras kepala dalam tiap argumen saya dan almarhum uwa saya itu... yah, apa boleh buat.. nasi sudah menjadi bubur... yang terpenting sekarang saya harus belajar dari hikmah masalah ini... dari situ, saya selalu menanamkan di hati saya, bagaimana bisa berbagi dengan fakir miskin dan yatim piatu kalau jelas ada saudara yang jelas juga butuh bantuan??

Okay... sebelum melebar lebih jauh, mari balik lagi ke masalah traktir dan berbagi bahagia,,,
ga dapat dipungkiri kalau kadang kita itu punya keinginan akan sesuatu hal... wajarkan?? manusiawi sekali nampaknya... saya pun ingin sekali menghadiahi diri saya sesuatu...

berhubung tahun ini saya seperempat abad saya ingin membuat diri saya merasa spesial, merasa berarti... tahun ini, saya hadiahi diri saya tubuh yg lebih sehat dan ramping dengan upaya rutin berolah raga dan menjaga makanan...

dan atas upaya kerja keras saya mencapai itu, saya ingin menghadiahi diri saya sendiri...

sesungguhnya banyak hal yg terpikir untuk menjadi hadiah saya pribadi...

  1. disney on ice, tapi saya urungkan, karena dengan uang 180ribu untuk mendapatkan posisi yg kurang memuaskan untuk menonton sepertinya sayang... *pelitbinogahrugi.com*
  2. bola kristal salju yang ada musiknya, mungkin saya urungkan juga, mengingat nilai fungsinya yang kurang.
  3. nongtong sirkus moskow... tp rasanya aneh nongtong sirkus sendirian, tragis banget rasanya, di antara keluarga bahagia, pasangan2 manis... trus saya ngucluk-ngucluk sendirian?? kalo ngajak orang lain pasti kudu nraktir... mana cukup duitnya???!!whooaaa...
  4. jam tangan yang sekalian bagus, duit saya belum cukup untuk beli.
  5. hape, duit juga belum cukup, lagipula hape lama masih bisa dipake.
  6. sepatu, bisa beli kapan aja (hehehehe) *nyengir super lebar* ngga deng, sepatu saya kayanya udah lumayan banyak deh.. lagipula belum ada model yg bikin jatuh hati...
  7. tas... nah, yg ini, tadi baru liat, bagussss... dan saya jarang beli tas, rata2 dapet lungsuran, dan pengen banget rasanya punya tas yg bagus.. 1 ajah...
so???yah, maaf kalo tahun ini ga bisa nraktir... saya mau beli tas... hihihi :p
*disambit dan disumpahserapahi orang sekelurahan*

peace, love, and gaul beibeh!!!

Acceptance Learning??

heran, belakangan ini rasanya perasaan saya selalu mendung...
masih patah hati?? hm...ngga juga... saya udah di titik pasrah...
tapi saya ga tau letak kepasrahan saya dimana...
susah memang dijelaskan...

mungkin saya telah sampai di fase "krisis seperempat abad"...ahahaha norak sekali...
apa sih yang ditakutin??saya juga ga bisa jawab dengan pasti...
bingung... (tulisan ga jelas banget dimulai)

saya mulai lagi mengkaji apa yang saya ingin dan apa saya cari di hidup ini...
apa yang membuat saya takut???

saya takut jadi perawan tua??ga laku??hm...bisa jadi iya, bisa jadi tidak...
saya siap jika memang tidak laki-laki yang bisa mendampingi segala kerumitan saya...
saya serahkan sepenuhnya kepada Allah SWT, Tuhanku yang MahaBaik...

saya sulit untuk percaya tentang dogma "lelaki baik untuk perempuan baik"
saya pribadi sama sekali tidak merasa bahwa saya adalah perempuan yang baik...
saya tidak merasa bahwa saya pantas pula mendapatkan lelaki yang baik...
lantas apa sih mau saya???

kalau untuk masalah percintaan ini sesungguhnya saya sudah mulai menyerah sejak tahun kemarin...
lalu, dengan kuasa Allah saya bertemu dengannya...
dan dengan kuasa Allah pula saya harus berpisah dengan lelaki yang saya anggap cukup baik untuk saya...

saya bosan mendengar perkataan "baik untukmu belum tentu baik menurut Tuhan, tapi baik menurut Tuhan pasti yang terbaik untukmu"
sungguh saya bosan...
bukan maksud hati untuk kufur atau tidak menerima ketentuannya...
namun saya akui saya memang belum cukup dewasa untuk menerima ketentuannya yang tidak sesuai dengan harapan saya...
tapi saya ikhlas,, toh memang Dia yang memiliki hidup ini,, jadi saya hanya berusaha menapaki tiap jalan yang Dia beri...

hampir separuh hidup saya dilalui dengan kisah cinta yang bertepuk sebelah tangan...
ada juga beberapa yang berbalas... ada pula yang dilalui untuk sekedar bermain...
ada yang dilalui dengan sepenuh hati... ada yang dilalui dengan sekedar niat mencoba menjalani...

hm...rasanya cukup normal kan??!!saya tidak selalu menjadi yang tertindas juga kok...
namun sering sekali memang tertindas...haha...
saya juga sempat merasa jahat karena secara sadar menyakiti seseorang... tapiiii...
yah sudah lah...

kadang saya berpikir apakah setiap sedih atau sakit yang dapatkan merupakan sebuah karma???
atas perbuatan saya yang entah secara sadar penuh maupun tak sadar menyakiti perasaan seseorang...
sehingga saya harus mendapatkan sakit ini...melalui kisah ini....

saya percaya karma...
saya percaya bahwa Allah begitu adil untuk membiarkan umatNya merasakan apa yang ia semai... apa yang kau tanam itu lah yang akan kau semai...
sebatas itu... saya ga percaya sama dosa turunan...
rasanya ga adil kalo seandainya yang bikin dosa siapa trus yang nanggung siapa...
tapi kalo mau ga mau harus nerima yah, apa mau dikata?? Berdamai dengan diri sendiri dan berdamai dengan semesta mungkin adalah bisa membuat kita melaluinya (ajarannya util nih)…

bukan kenapa2 sih… selama ini emang tanpa kita sadari kita sendiri yang berbuat dzhalim kepada diri kita sendiri… menerima cobaan yang diberikan Allah sebagai wujud lain dari hukuman atas kesalahan-kesalahan yang secara sadar dan ga sadar kita lakukandi masa lalu… Lantass?? Apakah Allah terus-terusan ngasih kita hukuman gitu?? Ngga lah, saya yakin Allah Maha Baik kok… kita aja yg masih terlalu kejam sama diri kita dengan menganggap kita pantas dihukum…

Pada dasarnya secara alam bawah sadar kita masih menyimpan segala rasa bersalah dan penyesalan yang kita punya… dan karena rasa bersalah dan penyesalan yg kita punya itulah kadang kita merasa menerima karma kita… but that’s it!! Kalo kita memang udah merasa menerima karma itu ya udah.. hentikan rasa bersalah dan penyesalan itu… katanya mau “move on”… maka, mari bergerak melaju…

Berdamai dengan diri sendiri, berdoa pada Allah, bicara pada semesta agar mereka membantu kita melaju…


Ya Allah, jika memang beban yang kuterima saat ini adalah hukuman bagi kesalahanku yang dulu, maka buatlah aku belajar…
buatlah aku mengerti akan tiap hikmah dan makna yang Kau beri di dalamnya…
Jika menurutMu aku telah cukup menapaki coba ini, berilah aku kekuatan yang lebih untuk menghadapi ujianMu berikutnya…
buatlah aku ikhlas menjalani tiap jalan yang Kau beri…
buatlah aku sabar dan tak berhenti bersyukur untuk menerima segala ketentuanMu… Amien... “


secara sadar penuh saya yakin tak ada manusia yang sempurna...
secara sadar penuh saya yakin bahwa setiap manusia selalu punya dua sisi...
itu wujud keadilan Tuhan juga kan??mencipta yang jahat dan yang baik...

I called him..


I called him, bu-ing...
For his bouncy personality that makes me crazy...

I called him, piko...
For his funny face that could always make me smile,
even just to think about him...

I called him, pibu...
For being like a super ambulance,
who's always taking me away and saving me from boredom...

I called him, bayi panda...
For his warmth, that would make me want to stay in his ams,
always...

I called him, prince...
For every his charming personality that make me feel calm...

I called him, sunshine...
For always brightening my dark hours...

I called him, love...
For that's what i felt for him...

I called him out, in my dreams...

I called him out, in my very wishes...

I called him out...
so softly than he couldn't even hear...
so gently than i couldn't even speak...

I called him out, in my heart...
so loud till it might feel hurts...
but it's not...

I called him out...
I close my eyes...
praying for his best...
than i smile...

and i called him out...
still...

...090110...
-tepat dua bulan ketika terakhir kali aku melihat bayangnya dari balik jendela sambil menitikkan airmata yang masih belum berhenti sampai kini-