Moga Bunda Disayang Allah…*

Tak terasa, genap sudah seperempat abad waktuku mengecap bumi…
Hampir tak pernah terpikir akan menjadikanmu sahabat ketika almarhum ayah masih berada di antara kita… aku memang anak ayah, karena dengan segala yang ada pada dirinya dapat selalu kuandalkan dan jelas kubanggakan…

Lalu, ayah pun tiada… hanya aku dan dirimu yang tersisa… 2 manusia dengan karakter hampir serupa, keras kepala…

Waktu demi waktu terus berlalu,, rasanya kadang sulit sekali aku bersahabat dengan hidup…
Sedangkan Ibu? Entah… aku tak tahu… Terkadang aku merasa ibu justru melumatku bersama sang hidup…

“Dunia di luar sana jauh lebih kejam! Kalo kamu lembek, kamu Cuma akan terinjak!” itu doktrin ibu…

Sulit rasanya bersahabat dengan hidup…
Sulit rasanya bersahabat dengan ibu…

Kadang entah darimana ibu terlalu percaya pada kemampuanku, jauh diluar kemampuanku…

“Cuma orang mati yang ngga bias apa-apa!” doktrinmu yang lain…

Rasanya berat bu… berkali-kali aku menjelaskan kepada ibu segala perhitungan dan pertimbanganku akan banyak hal… Namun di sana letak perbedaan ibu dan aku… aku selalu berhenti dan bergumul dengan segala pemikiran rumitku hingga tak terasa aku hanya berjalan di tempat… Ibu??? Ibu selalu berjalan, tak peduli apa yang terjadi…

“Hidup itu untuk dijalanin! bukan untuk dipikirin!kalo kebanyakan mikir kapan jalanin hidupnya?!”

Hmpfh… kadang aku tak habis piker dengan segala cara ibu…
Ibu begitu mengalir…

Hidup kami tak dapat dibilang berjalan mulus… bayangkan saja, hidup seorang orang tua tunggal bersama anaknya, tentu kami bergantung satu sama lain… Ibu menggantung cita dan harapnya dalam segala daya dan upaya kerja kerasnya untukku… aku??? Aku jelas selalu bergantung pada ibu… bergantung layaknya seorang anak kecil… bergantung dan mengharapkan hal-hal kecil yang mungkin diinginkan anak gadis pada umumnya… aku ingin menjadi gadis cantik… dan dengan dangkalnya dulu aku beranggapan bahwa untuk mendapatkan nilai cantik aku perlu mendapatkan fasilitas yang cukup, baik untuk menunjang penampilan maupun untuk merawat diri dari ujung rambut sampai ujung kaki…

Tapi ibu tak pernah setuju akan hal itu… Bagi ibu, cantik itu masalah hati dan pemikiran…
Aku tak mengerti bagaimana rupa hati yang cantik…
Aku tak tahu seperti apa pikiran yang menawan…

Dan waktu pun kembali berlalu…

Betapapun kuatnya aku menyanggah kemiripan karakter aku dan ibu, waktu tetap membuktikan bahwa aku memang serupa dengan ibu… dengan segala kekurangan dan kelebihan masing-masing dari kami… Entah kekurangan siapa yang lebih unggul…:)

Lalu, aku pun sampai di titik ini…

Sejenak aku menoleh pada kisah-kisah yang berlalu di belakangku…
Banyak amarah, dan tangis, tak dapat dipungkiri mungkin juga ada benci di sana…
Banyak tawa dan selalu ada cinta…
Dan aku sadar betapa Allah sayang pada ibu… Seperti yang selalu ibu katakan padaku:

“Allah sayang sama kita, apa yang kita butuh pasti ada”

Aku hanya diam dan melihat sekelilingku, ibu benar… Betapa pun sulitnya keadaan kami, namun kami selalu ada rezeki-rezeki kecil tak terduga yang membuat hidup kami terasa cukup…

Aku pun merenung, menatap kisah ibu…

Ibu selalu bahagia dengan apa yang ia miliki… ibu selalu senang berbagi bahagianya… ibu selalu yakin bahwa Allah ada di tiap kesulitan kami…

Akhirnya aku sampai pada rasa dingin yang menusuk dalam hatiku…
Sering ibu bilang aku ketus, padahal tak jarang ibu juga melukaiku dengan ucapannya…
Rasa dingin pun makin menusuk…

Lala malu bu… lala malu karena lala merasa sakit karena ucapan-ucapan ibu…

Berapa sakit yang ibu rasa ketika lala lahir?

Berapa sakit yang ibu rasa setiap lala ngebantah ibu?

Berapa sakit yang ibu rasa ketika pontang-panting ngebiayain lala sampai tumbuh besar seperti ini?

Berapa sakit yang ibu rasa ketika ibu harus sakit dan operasi sendirian tanpa lala ada di deket ibu?

Berapa sakit yang ibu rasa setiap ibu selalu sepi sendirian?

Berapa sakit yang ibu rasa setiap melihat lala jatuh?



Sekarang lala tahu bu apa arti cantik…

Cantik itu ibu dengan wajah penuh syukur…

Cantik itu ibu yang selalu yakin dan ngga pernah nyerah sama keadaan…

Cantik itu ibu yang ga pernah bosan berbagi…



Lala mau cantik seperti ibu…

25 tahun aku mengecap bumi, mengharap agar ridho Allah senantiasa hadir dengan mengabdi pada ibu…
Semoga Ibu selalu disayang Allah… (amin)


Note: Dedicated to all the Mom in the world...

*) judul di atas serupa dengan sebuah judul buku karya tere liye yang sampai sekarang belum pernah saya baca (punya/beli bukunya juga ngga, hehehe)

0 Response to "Moga Bunda Disayang Allah…*"

Post a Comment