target this...target that...ingin ini-itu banyak sekali...

more things happen...more experiences...mo re things to learn..more things to fix...

itu salah satu kutipan dari "inc d' piko" yang menyemangati (ge-er banget sapa juga yang ngasih semangat :p) memacu saya untuk mulai membuat target-target nyata... well, selama ini saya hanya bisa membuat target2 klise tentang rancangan hidup ke depan dan kebanyakan ga jauh dari perbaikan diri atau yang intinya lebih bersifat pribadi... hm,,dalam pemikiran saya yang kadang tidak masuk akal ini, semua berasal dari dalam keluar... dari inside/ input pada diri kita..


mungkin terdengar sangat klise dan sedikit bullshit, namun apa mau dikata? menurut saya toh, ga mungkin juga kan tiba2 kita mendapat sesuatu tanpa ada "added value" dari potensi yang kita miliki?? atau dengan segala ke-sotoy-an saya menerjemahkan kata "indah pada waktunya" itu dengan arti kalau memang pada saatnya Tuhan memandang kita sudah cukup pantas mendapatkan sesuatu pasti Dia akan memberikannya... toh, Allah MahaAdil akan memberikan apa yang kita ingin, entah itu secara langsung, menundanya, atau menggantikannya dengan yang lebih baik... kalo pada saat itu potensi kita sudah memadai untuk mendapat apa yang kita minta pasti Dia langsung kasih nikmatNya kok... kalo potensi kita masih kurang? yah, usaha dulu, nanti baru dikasih... kalo ternyata pas usaha Allah melihat potensi yang lain yang sekiranya lebih baik untuk kita? yah, pasti bakal dikasih yang lebih baik... *tuh kaaan, jadi ngalor ngidul lagi*


ok... tadi mau ngomongin target yah?? hm... saya kan udah 25, udah tua, udah ga muda lagi... the clock is ticking... saya harus mengejar ketertinggalan saya di berbagai hal... kalau mengintip di resolusi tahun 2009 yang saya buat, rasanya kurang lebih hampir 70% dalam proses pencapaian... yang paling susah itu ngurangin berantem sama ibu... tapi sisanya on progress:
  •  resolusi nomer 1, 2, 3, 6, 7 n 8 masih terus berjalan sampai saat ini: masak mau ga mau terasah dari resep2 yang dicomot dari internet plus diadaptasi dengan tingkat kemampuan finansial anak kos; ngaji masih belajar melancarkan (bantulah aku dengan hidayahMu ya Allah.. amin.. :D); bahasa inggris secara grammar masih kacau, conversation sih semoga aja udah ngga parah, mengingat kepake tiap hari; hidup sehat?? hm, stidaknya pola makan n tidur udah lebih terarah sih, ditambah lagi dengan mulai menggiatkan diri berolahraga (i lost 10kg in 7months); mengurangi keluhan and loving my self?? (resolusi nomer 6 & 8) masih setengah2 nih, masih belajar tutup kuping dengerin ocehan negatif dan menyugesti diri dengan afirmasi positif (well, at least, sometimes piko encourage me to do so)
  • resolusi no. 4 & 5 yang emang agak susah... arguing is more like habbit for both me and my mom... stubborness is so much onto our blood... meluangkan waktu??hufft, kalo 24/7 beneran emang bullshit banget ternyata, meluangkan waktu untuk diri sendiri aja masih repot, maklum namanya juga masih belajar merangkak dalam karir... tapi setidaknya saya berusaha meluangkan waktu untuk bertemu dan berbagi, dengan keluarga terutama, saya menghabiskan hampir 1 tahun penuh untuk keluarga ibu di jakarta dan selama lebaran di keluarga ayah... yah, yang penting silaturahminya tetep terjaga lah ya? (semoga saja begitu,, amin!!)

hampir 80% berhasil (insya Allah, semoga ga bikin takabur dan menghentikan proses belajarnya... amin)


nah, mengingat masalah "the time is ticking" itu tadi, maka saya harus lebih punya persiapan yang konkrit!!apa yah kira2??hm... berarti kira2 rencana jangka panjang dulu aja kali ya??


  1. dalam waktu dua tahun dari sekarang harus punya tabungan untuk DP rumah/ mobil (tentatif yang mana, pokonya harus salah satu terpenuhi)
  2. s2 manajemen pendidikan or psikologi pendidikan or perpustakaan? pokonya saya maunya tetep berkecimpung di perpus sekolah dan tetep bersama anak2!! (yang ini tentatif banget, liat dulu list cicilan) hehehe... maklum, saya kan anak tunggal dari ibu yang sudah tidak bekerja dengan penghasilan tak menentu dari bisnis yang sering mati suri, plus udah ga punya peninggalan apa2 lagi dari almarhum ayah...
  3. menikah dengan biaya sendiri (ini mutlak, alasannya sama hal-nya dengan s2 di atas, i'm on my own, ga bisa tiba2 minta sama orang tua, ibu udah cukup berjuang dengan membantu saya sampe lulus kuliah, it's time for her to sit back and relax... tanggung jawab ibu udah selesai, tinggal tanggung jawab dan kewajiban saya sebagai anak yang ngga pernah akan cukup untuk membalas semua itu) oiya, omong2 target menikah saya 2 tahun lagi juga loh!!ga tau deh sama siapa... tapi kalo rencananya mulus n Allah meridhoi insya Allah rencana menikah ini beriringan dengan DP rumah... yah, semoga aja dapet calon suami yang mau patungan biaya nikah dan biaya DP rumah ini... toh, buat kemudahan kelangsungan hidup kami berdua kelak juga kan?? (ceileee.. gaya banget deh bahasan saya ini) cari cowo yang bener n mau sama saya aja susyeee... wkwkwkwk *ketawa miris*
  4. membawa ibu umroh dan kalo bisa sih sekalian menghajikan... mungkin dalam waktu 5 atau 6 tahun lagi dari sekarang? duh,kesannya egois skali ya? 3 target sebelumnya terfokus buat diri sendiri gitu.. tapi pemikiran saya sih, insya Allah kalau keadaan kami udah stabil dan membaik plus punya arah kehidupan yang lebih jelas baru deh bisa fokus ke sana.. abis ga mungkin juga kan ngotot haji or umroh sedangkan kami belum masuk kategori mampu?? take it easy, La... insya Allah semua pasti ada jalannya.. amiiin...

target jangka pendek untuk kelangsungan jangka panjang di atas??hm...yang paling nyata yah ga jauh dari menabung dan mencoba untuk mengatur pemasukan dan pengeluaran dengan lebih baik lagi... kalo bahasa sok canggihnya mungkin optimalisasi manajemen keuangan dan manajemen waktu... *jyaaahhh* remember the time is ticking!!! *duduk bengong, mikir di pojokkan* hmmm,, mungkin harus lebih keras lagi mendisiplinkan diri masalah prioritas... udah ga boleh lagi beli sesuatu karena sekedar ingin, tapi harus memastikan kalo bener2 butuh, dan itu juga harus dipikirkan juga fungsi nilai kegunaannya... nanti kalo ciky (celengan imut pinky, nama yang saya berikan untuk celengan saya,- red) udah penuh dan berat, mau saya investasikan dengan menabung emas atau dinar ah... tabungan pendidikan, harus tetep berjalan dan kalo bisa sih nambahin nominalnya plus... DPLK harus mulai tahun depan, januari 2011!! mari hidup bersahaja demi masa depan yang lebih baik!!!


ok!!cukup itu dulu target saya yang super muluk dan ga tau diri ini... ahaha... semoga semua rencana ini akan Engkau ridhoi, Ya Allah... amiin!!!allahuma amiiiin... :D

4 Tipe Manusia Hadapi Tekanan Hidup (copas)

pertama tau link ini dari blog-nya mba anne... pas baca2 wah, sangat bagus sekali...
kira2 saya masuk tipe yg mana yah?? kayanya sih lempeng besi... hehe :p

diambil dengan tidak permisi dari sini :, tanpa mengurangi rasa hormat :)
___________________

Posted by safruddin in Artikel Motivasi.


“Semua kesulitan sesungguhnya merupakan kesempatan bagi jiwa kita untuk tumbuh” (John Gray)
Hidup memang tidak lepas dari berbagai tekanan. Lebih-lebih, hidup di alam modern ini yang menyuguhkan beragam risiko. Sampai seorang sosiolog Ulrich Beck menamai jaman kontemporer ini dengan masyarakat risiko (risk society). Alam modern menyuguhkan perubahan cepat dan tak jarang mengagetkan.

Nah, tekanan itu sesungguhnya membentuk watak, karakter, dan sekaligus menentukan bagaimana orang bereaksi di kemudian hari. Pembaca, pada kesempatan ini, saya akan memaparkan empat tipe orang dalam menghadapi berbagai tekanan tersebut. Mari kita bahas satu demi satu tipe manusia dalam menghadapi tekanan hidup ini.

Tipe pertama, tipe kayu rapuh. Sedikit tekanan saja membuat manusia ini patah arang. Orang macam ini kesehariannya kelihatan bagus. Tapi, rapuh sekali di dalam hatinya. Orang ini gampang sekali mengeluh pada saat kesulitan terjadi. Sedikit kesulitan menjumpainya, orang ini langsung mengeluh, merasa tak berdaya, menangis, minta dikasihani atau minta bantuan. Orang ini perlu berlatih berpikiran positif dan berani menghadapi kenyataan hidup.

Majalah Time pernah menyajikan topik generasi kepompong (cacoon generation). Time mengambil contoh di Jepang, di mana banyak orang menjadi sangat lembek karena tidak terbiasa menghadapi kesulitan. Menghadapi orang macam ini, kadang kita harus lebih berani tega. Sesekali mereka perlu belajar dilatih menghadapi kesulitan. Posisikan kita sebagai pendamping mereka.

Tipe kedua, tipe lempeng besi. Orang tipe ini biasanya mampu bertahan dalam tekanan pada awalnya. Namun seperti layaknya besi, ketika situasi menekan itu semakin besar dan kompleks, ia mulai bengkok dan tidak stabil. Demikian juga orang-orang tipe ini. Mereka mampu menghadapi tekanan, tetapi tidak dalam kondisi berlarut-larut.

Tambahan tekanan sedikit saja, membuat mereka menyerah dan putus asa. Untungnya, orang tipe ini masih mau mencoba bertahan sebelum akhirnya menyerah. Tipe lempeng besi memang masih belum terlatih. Tapi, kalau mau berusaha, orang ini akan mampu membangun kesuksesan dalam hidupnya.

Tipe ketiga, tipe kapas. Tipe ini cukup lentur dalam menghadapi tekanan. Saat tekanan tiba, orang mampu bersikap fleksibel. Cobalah Anda menekan sebongkah kapas. Ia akan mengikuti tekanan yang terjadi. Ia mampu menyesuaikan saat terjadi tekanan. Tapi, setelah berlalu, dengan cepat ia bisa kembali ke keadaan semula. Ia bisa segera melupakan masa lalu dan mulai kembali ke titik awal untuk memulai lagi.

Tipe keempat, tipe manusia bola pingpong. Inilah tipe yang ideal dan terhebat. Jangan sekali-kali menyuguhkan tekanan pada orang-orang ini karena tekanan justru akan membuat mereka bekerja lebih giat, lebih termotivasi, dan lebih kreatif. Coba perhatikan bola pingpong. Saat ditekan, justru ia memantuk ke atas dengan lebih dahsyat. Saya teringat kisah hidup motivator dunia Anthony Robbins dalam salah satu biografinya.

Untuk memotivasi dirinya, ia sengaja membeli suatu bangunan mewah, sementara uangnya tidak memadai. Tapi, justru tekanan keuangan inilah yang membuat dirinya semakin kreatif dan tertantang mencapai tingkat finansial yang diharapkannya. Hal ini pernah terjadi dengan seorang kepala regional sales yang performance-nya bagus sekali.


Tetapi, hasilnya ini membuat atasannya tidak suka. Akibatnya, justru dengan sengaja atasannya yang kurang suka kepadanya memindahkannya ke daerah yang lebih parah kondisinya. Tetapi, bukannya mengeluh seperti rekan sebelumnya di daerah tersebut. Malahan, ia berusaha membangun netwok, mengubah cara kerja, dan membereskan organisasi. Di tahun kedua di daerah tersebut, justru tempatnya berhasil masuk dalam daerah tiga top sales.

Contoh lain adalah novelis dunia Fyodor Mikhailovich Dostoevsky. Pada musim dingin, ia meringkuk di dalam penjara dengan deraan angin dingin, lantai penuh kotoran seinci tebalnya, dan kerja paksa tiap hari. Ia mirip ikan herring dalam kaleng. Namun, Siberia yang beku tidak berhasil membungkam kreativitasnya.

Dari sanalah ia melahirkan karya-karya tulis besar, seperti The Double dan Notes of The Dead. Ia menjadi sastrawan dunia. Hal ini juga dialami Ho Chi Minh. Orang Vietnam yang biasa dipanggil Paman Ho ini harus meringkuk dalam penjara. Tapi, penjara tidaklah membuat dirinya patah arang. Ia berjuang dengan puisi-puisi yang ia tulis. A Comrade Paper Blanket menjadi buah karya kondangnya.

Nah, itu hanya contoh kecil. Yang penting sekarang adalah Anda. Ketika Anda menghadapi kesulitan, seperti apakah diri Anda? Bagaimana reaksi Anda? Tidak menjadi persoalan di mana Anda saat ini. Tetapi, yang penting bergeraklah dari level tipe kayu rapuh ke tipe selanjutnya. Hingga akhirnya, bangun mental Anda hingga ke level bola pingpong. Saat itulah, kesulitan dan tantangan tidak lagi menjadi suatu yang mencemaskan untuk Anda. Sekuat itukah mental Anda?

Note :
Banyak pelajaran bijak yang membuat kita bertumbuh kearah yang lebih baik.