Ambisi dan Materi

belakangan ini orang-orang di sekitar saya beberapa kali membahas tentang masalah "materi" dalam hidup...

saya sendiri, tidak dapat memungkiri bahwa kadang saya juga merasa apa yang saya miliki kurang cukup...

tapi sampai saat ini, saya terus memaksa diri saya untuk berfikir makna/nilai "cukup" itu sendiri bagi saya... mengenai apa yang saya inginkan, apa yang saya butuhkankan, dan sebatas apa kemampuan saya...

saya sempat beberapa kali disentil mengenai pekerjaan saya sebagai seorang pustakawan, tidak sedikit yang mencemooh mengenai definisi/ deskripsi kerjaan saya secara pasti, atau bahkan lebih jauhnya lagi banyak orang beranggapan bahwa menjadi pustakawan merupakan sesuatu yg mudah, dapat dikerjakan oleh siapa pun (orang dengan latar belakang kerja apa pun) dan parahnya pada akhirnya mereka menganggap kerjaan kecil ini hanya pantas mendapatkan imbalan upah yang kecil pula...

jujur, terkadang saya marah, namun ada kalanya saya lelah untuk membela diri dan memberikan penjelasan yang bermakna pada orang-orang yang terlanjur menilai kerjaan saya... saya tak bisa menyalahkan siapa-siapa (dan memang tak perlu menyalahkan siapa-siapa)... menurut saya memang mental orang indonesia sudah terlanjur banyak mengandung unsur prasangka buruk.. termasuk prasangka buruk saya terhadap kinerja pemerintah... hahaha... yah, tak dapat dipungkiri setiap manusia memiliki alam pikirannya sendiri yang sangat terpengaruh oleh lingkup alam, sosial, dan lainnya... lagipula saya pikir semua orang punya peranan masing2 yang tak kalah penting seberapa kecil pun posisinya... tanpa posisi2 kecil, posisi besar rasanya tak akan berarti... bukankah segala sesuatu dalam hidup ini pada dasarnya sebuah sinergi kesatuan?? *bengong sejenak, takjub sama diri sendiri bisa ngomong kaya gini* hihihihi :p

oke, cukup dulu intermezzo-nya...

sekarang berbicara mengenai ambisi dalam hidup...
selama puasa "social-networking" saya banyak berpikir tentang apa visi, misi, dan ambisi saya di masa depan nanti (i'm already 25, so i have to set my life properly)...
hmmmm... bukannya tidak punya ambisi untuk sukses dan kaya, namun materi lagi-lagi bukan yang paling utama untuk saya... materi penting!tapi tidak utama... itu menurut saya...

terdengar munafik??? sangat!!! tidak dapat dipungkiri saya adalah orang yang cukup boros... karena jauh di dalam hati saya pun saya tak dapat memungkiri akan kebutuhan2 tersier yang saya dambakan, hanya saja mungkin sayangnya saya memang belum memiliki kemampuan berlebih, maka saya mengurungkan niat2 itu...

tapi saya punya pembelaan yang lain mengenai kemunafikan di atas...
saya merasa tujuan hidup saya yang paling utama adalah untuk menjadi bahagia... lantas saya pikirkan tiap poin-poin kecil apa saja nilai utama saya untuk menjadi bahagia... dan poin utama saya adalah keluarga dan sahabat-sahabat saya... tanpa mereka kebahagiaan saya ga akan ada artinya...

terlepas dari saya belum berkeluarga, saya sadar kapasitas saya sebagai orang yang sedikit perfeksionis kadang menyebabkan saya jadi sedikit gila kerja (i mean saya sangat memperhatikan detail apa yg saya lakukan lengkap dengan kesalahan2 kecil yg slalu saya buat tak sengaja lalu menyesalinya dengan sepenuh hati)...hehehe *penyakit lebay* SO???sebagai perempuan yang sangat ingin memiliki keluarga kelak, saya tidak ingin berambisi tinggi untuk kerja diperkantoran yang "wah"... bagi saya, kerja menjadi pustakawan di sekolah sudah cukup...

alasan kenapa saya memilih merintis karir di perpustakaan sekolah??

  • waktu kerjanya jelas, saya kelak akan mendapatkan waktu yang setidaknya lebih mudah diatur dibandingkan bekerja sebagai wanita karir di kantor-kantor besar...
  • saya merasa bisa lebih banyak belajar (mengingat kedinamisan perpustakaan sekolah terkait dengan perkembangan kurikulum, maka saya menyimpulkan akan adanya siklus pembelajaran tiada henti di bidang yang saya tekuni ini) selain itu saya bisa bertemu dan belajar dari banyak peran "ibu", "guru" dan "anak" di sekolah, semoga kelak bisa bermanfaat untuk mendidik anak saya... (Amin)
  • saya merasa lingkup kerjanya jauh lebih aman dibandingkan perkantoran... karena pergaulannya banyak dengan ibu-ibu, dan karena kebanyakan abis kerja langsung pulang, jadi kesempatan untuk "office affair" insya Allah lebih sedikit... (Jujur, saya takut banget akan hal ini)
  • saya merasa nyaman tidak dituntut untuk tampil "profesional" (dalam arti kata bersolek dan bergaya secara berlebih yang harus selalu mengikuti perkembangan mode)... jadi, insya Allah keinginan saya akan sesuatu yang bersifat tersier (Ditambah dengan penyakit boros saya) jauh lebih bisa dikendalikan...

dengan alasan-alasan di atas tadi saya bunuh ambisi saya untuk cita-cita yang lebih besar: menjadi bahagia dan mencari ketenangan dalam hidup!! maka?? itu alasan yang menjadiakan materi penting buat saya, tapi bukan yang paling utama...

*cuiiih...gaya banget deh saya ngemeng beginian, kaya yang bener aja*

#pesan sponsor: siapkan kantong kresek buat muntah baca blog sotoy saya...
wkwkwk :p

terlepas dari blog lebay ini...
apa yang saya ucapkan hanya sebuah harapan dan pandangan kecil saya tentang hidup yang ingin saya tata untuk menjadi lebih baik dan tak pernah berhenti belajar...
thanks for appreciating...

4 Response to "Ambisi dan Materi"

  1. arinugraha says:
    April 20, 2010 at 12:34 PM

    Intinya menjadi manusia yang "pandai" bersyukur. Pandai Bersyukur berarti selalu berusaha sekuat mungkin menjalani hidup sesuai dengan ridho ALLAH SWT, dan menerima apapun hasil yang diberikan-Nya karena itu berarti yang terbaik buat kita. :)

  2. peri.koala says:
    April 20, 2010 at 1:26 PM

    wew...thanks arie...
    bener!!yang paling utama adalah bersyukur!
    karena memiliki segala sesuatu tanpa rasa syukur tentu saja akan tetap membuat kita slalu merasa kurang...

  3. arinugraha says:
    April 20, 2010 at 5:17 PM

    Selalu merasa kurang gapapa la, "Merasa kurang dalam berbuat kebajikan dan beribadah kepada ALLAH SWT". CCiiiiiaaahhhhhhhhh!!!

  4. Unknown says:
    May 3, 2010 at 8:22 AM

    Jd inget kata2 lo wkt msh d mappi La "Siapa bilang jd pustakawan tuh enak??" hehehe..

Post a Comment